Rasulullah Menyuruh, “JUAL-lah!”, Bukan Bekerjalah Pada si Fulan
Ini mungkin terluput dari perhatian kita, bahwa Rasulullah lebih
memerintahkan kita menjadi pedagang dari yang lainnya. Gak percaya?
Simak aja kisah berikut:
Jadi pedagang itu mulia dan perintah Rasulullah. Pernah tau kan kisah
seorang pemuda yang meminta-minta kepada rasulullah, lalu rasul
menyuruhnya menjual pakaian hangat yang dimilikinya untuk dibelikan
kapak?
Kata Rasulullah, “Saudara, terimalah uang ini. Lalu yang satu dirham
kamu belikan makanan dan segera kamu berikan kepada keluargamu di rumah,
sedangkan yang satu dirham lagi belikan sebuah kampak, dan bawalah ke
sini segera.”
Lelaki itu segera menuruti perintah Rasulullah Saw dan menyerahkan
sebuah kampak yang belum ada tangkainya kepada beliau. Kampak itu beliau
terima lalu dibuatkan tangkai (gagang). Setelah tangkai terpasang,
kampak itu beliau serahkan kepada lelaki tadi seraya bersabda,“Sekarang carilah kayu bakar dan JUAL-lah ke pasar! Dan ingat, jangan sekali-kali datang menghadapku sebelum lima belas hari!”
Coba kita perhatikan, mengapa Rasulullah menyuruh pemuda itu untuk
mencari kayu lalu menjualnya? Bukankah secara logika akan lebih mudah
bagi rasulullah untuk merekomendasikan saja anak muda ini ke salah
seorang sahabatnya yang kebanyakan pengusaha kaya itu untuk bekerja pada
mereka?
Mengapa Rasulullah tidak mengatakan, “Ini, pergilah ke si Anu,
sampaikan surat ‘sakti’ ini padanya dan kamu akan diterima sebagai
karyawannya.”
Ya, Rasulullah lebih suka menyuruh anak muda itu untuk jadi pedagang
atau berwirausaha dibanding merekomendasikannya untuk bekerja pada orang
lain.
Berjualan itu pekerjaan spiritual
Mari kita renungkan:
JUALLAH!! Kata rasulullah…bukan LAMARLAH Pekerjaan ke si A…..
Jadi, banggalah dengan profesi wirausaha anda, meski sekarang belum besar dan hebat.
Karena Rasulullah lebih memerintahkan pemuda untuk jadi pedagang dibanding yang lain.
Semangaaattttt………….
---------------------------------------
Kisah lengkapnya seperti ini:
Dikisahkan oleh Anas bin Malik ra, pada suatu hari datanglah seorang
lelaki dari kalangan Anshar menghadap baginda Nabi saw untuk meminta
pekerjaan.Maka baginda Nabi bertanya kepada-Nya,”Hai Fulan, apakah kamu memiliki sesuatu di rumah?”
Orang itu menjawab,”Betul ya Rasulullah, di rumah, saya memiliki sebuah hil (pakaian tebal).”
Kemudian dia berkata lagi, “Sebagiannya saya pakai dan sebagian
lainnya saya jadikan sebagai alas tidur. Selain itu, saya juga memiliki
sebuah bejana tempat air minum.”
Kemudian Rasulullah berkata, “Bawalah benda itu kepadaku.”
Kemudian lelaki itu mengambilnya dan diserahkan kepada Nabi Saw.
Beliau menerimanya, lalu melelang benda itu kepada sahabat-sahabat
yang kebetulan hadir seraya bersabda,”Siapa yang mau membeli dua benda
ini?"
Seorang sahabat menyahut,”Saya membelinya dengan harga satu dirham.”
Beliau menawarkan lagi, “Siapa berani lebih tinggi?”
Beliau mengucapkan kalimat ini sampai dua tiga kali.
Baru setelah itu ada sahabat lain menyahut,”Ya Rasulullah, saya bersedia membelinya dengan harga dua dirham.”
Maka Rasulullah menghampiri sahabat tersebut, lalu kedua benda itu
diserahkan kepadanya, dan uang pembayarannya pun beliau terima.
Selanjutnya beliau memberikan uang itu kepada lelaki tadi seraya
bersabda,”Saudara, terimalah uang ini. Lalu yang satu dirham kamu
belikan makanan dan segera kamu berikan kepada keluargamu di rumah,
sedangkan yang satu dirham lagi belikan sebuah kampak, dan bawalah ke
sini segera.”
Lelaki Anshar itu segera menuruti perintah Rasulullah Saw dan
menyerahkan sebuah kampak yang belum ada tangkainya kepada beliau.
Kampak itu beliau terima lalu dibuatkan tangkai (gagang). Setelah
tangkai terpasang, kampak itu beliau serahkan kepada lelaki Anshar tadi
seraya bersabda,“Sekarang carilah kayu bakar dan juallah ke pasar! Dan ingat, jangan sekali-kali datang menghadapku sebelum lima belas hari!”
Kemudian pergilah lelaki Anshar itu untuk mencari kayu bakar.
Selanjutnya kayu-kayu yang berhasil memperoleh uang sebanyak sepuluh
dirham. Uang itu dibelikan pakaian, makanan, dan keperluan lainnya. Lalu
dengan perasaan girang dia menghadap Nabi dan melaporkan apa yang telah
diperolehnya sekarang. Maka beliau pun turut bersyukur seraya bersabda,“Ini lebih balk bagimu daripada meminta-minta, itu akan mencoreng
wajahmu kelak pada hari kiamat. Dan meminta-minta dibenarkan kecuali
pada tiga golongan. Pertama, orang yang benar-¬benar miskin. Kedua,
orang yang terlilit utang. Ketiga, orang yang dibebani tebusan besar.”
(HR Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah).
(HR Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah).
Sumber <a href='http://kampungwirausaha.com/inspirasi-wirausaha-rasulullah-menyuruh-jual-lah-bukan-bekerjalah-pada-si-fulan'>wirausahakampung.com</a>
Related Post:
Widget by [ Iptek-4u ]
0 komentar:
Posting Komentar